Kamis, 12 Januari 2012

KAJIAN BAHASA


KAJIAN BAHASA

SEBUAH PARADIGMA PENELITIAN BAHASA KEDUA

Kajian dari fenomena bahasa kedua ini pertama kali dilakukan oleh Thomas Mowbray, setelah Raja Richard memindahkan ia dari Inggris ke Perancis. Dalam perkataan Thomas Mowbray, kita dapatkan kekhawatiran umum bagi yang harus meninggalkan bahasa aslinya dan kebudayaan asli guna menyesuaikan ke dalam sekelilingnya dan menguasai bahasa yang baru. Sebab periode itu, Mowbray merasa tidak mampu untuk mengekspresikan dirinya dalam bahasa baru seperti bahasa aslinya sendiri.
Problem Mowbray ini bersifat umum. Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab, seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan, dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia setelah menguasai bahasa ibu. Oleh karena itu, tidaklah heran bahwa riset di bidang ini menjadi sangat menarik dalam ilmu pengetahuan kognitif. Sebab begitu kompleksnya dalam penguasaan bahasa kedua, tidaklah mungkin untuk meneliti hal tersebut dari satu perspektif (pandangan) saja. Riset tentang bahasa kedua bervariasi tergantung pada:
A.  Kondisi Lingkungan yang Berkaitan dengan Riset, mempunyai maksud dan tujuan dapat mempelajari bahasa kedua.
1.   Lingkungan dapat berpengaruh dalam proses penguasaan bahasa kedua. Riset penguasaan bahasa dalam lingkungan yang natural akan berbeda bila dilakukan di kelas.
2.   Lingkungan juga akan bervariasi tergantung pada apabila bahasa yang dipelajari tersebut adalah sebagai bahasa kedua.
3.   Umur dan karakteristik pembelajar yang lainnya.
B.  Metodologi Riset
Tidak seorang pun menginginkan belajar untuk menguasai bahasa kedua. Metodologi riset dapat ditentukan oleh beberapa faktor tergantung dari penelitinya itu sendiri, teori yang memotivasi riset dan sasaran atau target riset tersebut.
C.  Alat yang Diperagakan untuk Mempelajari Bahasa Kedua   
Informasi guna menguasai bahasa kedua bisa dikumpulkan melalui berbagai cara, seperti observasi, testing, interview, dan instrumentasi. Dalam hal tersebut di atas, data-data yang dikumpulkan juga bervariasi. Fenomena yang berkaitan dengan mempelajari bahasa kedua memerlukan pendekatan multi disiplin tergantung dari penguasaan pengetahuan dan metodologi riset dari beberapa area, seperti linguistik, antropologi, psikologi, sosiologi, edukasi, dan lain-lain.
Masing-masing disiplin tersebut dapat membantu penjiwaan dalam penguasaan bahasa kedua. Lebih lanjut masing-masing area mendukung peneliti dengan pandangan, tujuan, dan alat yang berbeda. Untuk mempelajari fenomena pembelajaran bahasa kedua, perbedaan disiplin ilmu dan wacana metodologi peneliti terlihat dalam area ini yang dapat lebih lengkap mendukung proses penguasaan bahasa kedua.
Karena begitu kompleksnya penguasaan bahasa kedua itu dan beberapa cara untuk mempelajarinya adalah sangat bermanfaat apabila memiliki konsistensi untuk mengkategorikan pendekatan yang diinginkan, sasaran, desain, dan metode pengumpulan data yang dipergunakan. Hal ini juga bertujuan untuk mengembangkan sebuah pendekatan riset yang merefleksikan karakteristik yang khusus dan kompleksitas penguasaan bahasa.
Peneliti dapat memulai dengan hipotesis yang berdasarkan dari perkiraan investigasi oleh hipotesis-hipotesis terkemuka di luar area yang tampilannya mempunyai hubungan dengan bahasa kedua. Pendekatan deduktif sebagai perbedaan dari pendekatan heuristik, dimulai dengan sebuah gagasan perkonsep atau suatu pengharapan tentang bahasa untuk diteliti. Dengan demikian, bahwa penelitian dimulai dengan pertanyaan atau teori yang sempit peluangnya dan memperbolehkan fenomena yang lain untuk ada.      

YT SELESAI TY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar